01.11
2021
Harga Batu Bara Rontok, yang Koleksi Saham-saham Ini Ngenes!

Harga Batu Bara Rontok, yang Koleksi Saham-saham Ini Ngenes!

Seiring dengan turunnya harga minyak dunia, harga batu bara global juga ikut tertekan selama sepekan, yang salah satunya diakibatkan oleh Investigasi Pemerintah China untuk mengendalikan harga

Harga batu bara termal acuan Newcastle untuk kontrak berjangka (futures) yang ramai ditransaksikan berada di level harga US$ 223,45/ton pada Jumat (31/10/2021), atau terhitung melompat 3,1% dari posisi sehari sebelumnya, mengacu data Refinitiv.

Namun secara mingguan, level penutupan tersebut terhitung melemah 2,85% dari posisi Jumat pekan lalu yang berada di level US$ 225,75/ton. Koreksi pekan ini melanjutkan pelemahan harga pada pekan sebelumnya yang turun hingga 4,2%.

Meski mengalami tren pelemahan, sepanjang tahun berjalan, harga komoditas andalan Indonesia ini meroket 173,3%, dari posisi akhir tahun lalu yang hanya berada di level US$ 81,75/ton.

Rekor harga tertinggi dicapai pada 5 Oktober, yakni sebesar US$ 295/ton. Selanjutnya dari puncak tertinggi tersebut, harga batu bara sudah jeblok 30%.

Selain harga batu bara, di pasar modal Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tercatat melemah 0,79% ke level 6.591,34 dan masih belum mampu menembus kembali level psikologisnya di 6.600, Jumat pekan lalu (29/10), perdagangan terakhir di Oktober.

Total transaksi saham pun ikut turun tajam, berkurang 21% menjadi Rp 67,09 dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 84,98 triliun, sehingga rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pun turun menjadi Rp 13,42 triliun.

Lalu bagaimana kinerja saham emiten batu bara pekan lalu?

Meski harga batu bara dunia melemah dan bursa yang terlihat lesu, dari 18 emiten batu bara, delapan di antaranya malah tercatat mengalami penguatan.

Meski demikian, sebagian besar menguat tipis, empat emiten tumbuh kurang dari 1% dan empat lainnya menguat tidak lebih dari 3,13%.

Sedangkan 10 emiten lain mengalami pelemahan, dengan koreksi yang relatif dalam, tercatat lima emiten harga sahamnya turun lebih dari 3%, dengan emiten yang tertekan paling dalam mencapai lebih dari 10%.

Sementara itu dalam sebulan terakhir terdapat 6 saham yang menguat, dengan satu di antanya mampu tumbuh dua digit. Sedangkan sepuluh saham emiten batu bara lainnya tercatat melemah dalam sebulan, dengan empat di antaranya terkoreksi lebih dari 10%.

Sumber : CNBC Indonesia