Strategi Angkutan Batu Bara Antisipasi Lonjakan Konsumsi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi bahwa konsumsi energi fosil seperti gas alam dan batu bara akan diperkirakan masih tinggi hingga tahun 2035 yang akan datang.
Fakta ini juga didukung oleh proyeksi dari International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA). Tingginya tingkat konsumsi ini akan datang dari sektor transportasi dan industri yang masing-masing akan mengalami kenaikan konsumsi hingga di tahun 2040 dan 2035 mendatang.
Tingginya tingkat konsumsi dan ditambah kenaikan harga batu bara baru-baru ini membuat banyak perusahaan tambang batu bara dan perusahaan supporting lainnya berupaya untuk memaksimalkan kinerja dan produktivitas agar memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi.
Direktur PT BNM, Yuliana mengungkapkan tak terkecuali dari PT. Batulicin Nusantara Maritim (BNM) yang merupakan salah satu perusahaan di bidang pengangkutan batu bara melalui laut dan sungai untuk memanfaatkan peluang ini. Dan keadaan komoditi batu bara yang saat ini "naik panggung" menjadi motivasi dan juga tantangan bagi PT. BNM.
"Sebagai negara yang kaya akan sumber daya mineral dan terletak di ekosistem maritim, pendistribusian batu bara tentu tidak cukup apabila mengandalkan transportasi darat saja. Justru transportasi moda laut menjadi hal vital yang harus dipenuhi agar proses distribusi tersebut dapat berjalan secara cepat dan lebih merata," ungkap Yuliana pada hari Selasa (03/08/2021).
Yuliana juga menyampaikan bahwa guna memaksimalkan nilai ekonomi dari sektor pertambangan batu bara, faktor lain yang perlu disorot oleh pengusaha tambang adalah keandalan transportasi batu bara itu sendiri.
Sebagai informasi, Batulicin Nusantara Maritim dimiliki oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Mardani H. Maming dan Ketua Umum HIPMI Jawa Timur, Rois Sunandar Maming. Untuk menunjang bisnisnya, saat ini Batulicin Nusantara Maritim memiliki 16 armada transportasi pelayaran, yang terdiri dari 15 set tugboat dan tongkang dan 1 kapal landing craft.
"Saat ini PT. BNM telah memiliki kurang lebih 15 set tugboat dan tongkang yang semuanya sudah dipastikan aman dan andal untuk dioperasikan. Guna menunjang kinerja, perusahaan kami juga memiliki Landing Craft Tank, yakni semacam kapal yang digunakan untuk transportasi di laut dan perairan dangkal," ujar Yuliana.
Yuliana menambahkan yang harus menjadi perhatian perusahaan tambang yang hendak mengoptimalkan proses distribusi antar pulau dapat menyewa kapal khusus untuk tambang dari perusahaan yang berfokus pada transportasi moda laut, seperti PT. BNM ini.
"Dengan adanya ketersediaan sumberdaya transportasi moda laut yang lengkap dari PT. BNM ini saya rasa bisa mengoptimalkan rantai produksi hingga distribusi sumberdaya batu bara di Indonesia dan secara tidak langsung dapat memberikan nilai ekonomi lebih bagi perusahaan tambang dan pendapatan negara," tutup Yuliana.
Sumber : Detik News